Penyakit polio, atau poliomielitis, adalah infeksi menular yang disebabkan oleh virus polio. Meskipun polio telah jarang terdengar berkat vaksinasi yang luas, penyakit ini tetap menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak di daerah dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyakit polio pada anak, termasuk penyebab, gejala, cara penularan, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
Apa Itu Penyakit Polio?
Polio adalah infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari tiga tipe virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan, terutama pada anak-anak. Virus polio dapat menyebar melalui rute fecal-oral, yang berarti anak-anak dapat terinfeksi dengan mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran dari individu yang terinfeksi.
Penyebab Polio
Penyebab utama polio adalah infeksi oleh virus poliovirus. Ada tiga tipe virus yang dapat menyebabkan polio:
- Poliovirus Tipe 1: Tipe ini adalah yang paling umum dan sering terlibat dalam wabah.
- Poliovirus Tipe 2: Jenis ini telah berhasil dihilangkan di sebagian besar dunia berkat program vaksinasi.
- Poliovirus Tipe 3: Meskipun lebih jarang, tipe ini juga dapat menyebabkan infeksi.
Gejala Polio
Setelah terpapar virus polio, tidak semua anak akan menunjukkan gejala. Sekitar 70% anak yang terinfeksi tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, bagi mereka yang mengalami gejala, dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Gejala awal polio mirip dengan flu dan dapat mencakup:
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri tenggorokan
- Mual
- Nyeri otot
Sekitar 1 dari 200 infeksi polio dapat menyebabkan kelumpuhan. Jika virus menyebar ke sistem saraf pusat, anak dapat mengalami gejala yang lebih serius, seperti:
- Kelemahan atau kelumpuhan pada satu atau kedua kaki
- Kesulitan bernapas
- Nyeri otot yang parah
- Komplikasi dari Polio
Polio dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama kelumpuhan. Anak-anak yang mengalami kelumpuhan akibat polio seringkali mengalami dampak jangka panjang, seperti:
- Keterbatasan mobilitas
- Kelemahan otot yang persisten
- Sindrom pasca-polio, yang ditandai dengan kelelahan, nyeri otot, dan kelemahan otot yang meningkat bertahun-tahun setelah infeksi awal.
Faktor Risiko Polio
Individu yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit polio meliputi:
- Mereka yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas terhadap air bersih, khususnya untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
- Ibu hamil yang terinfeksi HIV.
- Anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi.
Bagi orang-orang yang belum divaksinasi, risiko terinfeksi polio semakin meningkat jika mereka:
- Mengunjungi daerah yang baru mengalami wabah polio.
- Tinggal atau merawat seseorang yang terinfeksi polio.
- Bekerja dengan spesimen virus polio.
- Telah menjalani operasi tonsilektomi.
Cara Penularan Polio
Virus polio menyebar terutama melalui kontak dengan feses orang yang terinfeksi. Ini bisa terjadi ketika:
- Anak-anak mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
- Anak-anak bermain di lingkungan yang tidak bersih atau sanitasi yang buruk.
- Polio juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan, tetapi ini jarang terjadi. Anak-anak yang tidak divaksinasi memiliki risiko tertinggi untuk terinfeksi.
Upaya Pencegahan
Pencegahan polio paling efektif melalui vaksinasi. Vaksin polio ada dalam dua bentuk:
- Vaksin Inaktif (IPV): Diberikan melalui suntikan, dan dapat diberikan kepada anak-anak pada usia 2, 4, dan 6-18 bulan, serta dosis penguat pada usia 4-6 tahun.
- Vaksin Oral (OPV): Vaksin ini lebih mudah diberikan, dan telah digunakan secara luas dalam program imunisasi massal. Meskipun sangat efektif, penggunaan OPV telah dikurangi di beberapa negara karena risiko terkait virus yang dapat berkembang.
Pentingnya Vaksinasi
Vaksinasi adalah langkah kunci untuk mencegah polio. Program imunisasi yang berhasil dapat melindungi anak-anak dari infeksi dan membantu mengendalikan penyebaran virus. Sejak peluncuran Inisiatif Pemberantasan Polio Global pada tahun 1988, jumlah kasus polio telah menurun secara signifikan di seluruh dunia. Vaksinasi tidak hanya melindungi individu tetapi juga menciptakan kekebalan kelompok, yang membantu melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi.
Mengapa Vaksinasi Polio Penting?
Vaksinasi polio penting karena:
- Mencegah Penyakit: Vaksinasi yang tepat dapat mencegah anak-anak dari mengalami infeksi polio dan kelumpuhan yang mungkin menyertainya.
- Mengurangi Penyebaran: Dengan meningkatnya cakupan vaksinasi, risiko penularan virus polio juga berkurang, melindungi seluruh komunitas.
- Menghindari Wabah: Vaksinasi yang luas dapat mencegah wabah polio di daerah yang berisiko tinggi.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Terpapar Virus Polio?
Jika Anda mencurigai bahwa anak Anda mungkin telah terpapar virus polio, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka dapat melakukan evaluasi dan memberikan nasihat yang diperlukan. Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk polio, perawatan untuk gejala dapat membantu mengelola kondisi anak.
Penyakit polio pada anak adalah ancaman serius yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan komplikasi jangka panjang. Namun, dengan vaksinasi yang tepat dan kesadaran tentang pentingnya pencegahan, kita dapat melindungi anak-anak kita dari penyakit ini.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memastikan bahwa semua anak mendapatkan vaksinasi yang diperlukan. Dengan bekerja sama, kita dapat mencapai tujuan untuk menghilangkan polio dan memastikan bahwa generasi mendatang tidak akan menderita akibat penyakit ini. Mari kita tingkatkan kesadaran dan dukung program imunisasi untuk melindungi kesehatan anak-anak kita dan komunitas kita. Cari tahu lebih lanjut tentang ( Polio: Memahami Penyebab, Gejala, dan Upaya Pencegahan)
Sumber: Polio
Untuk Informasi selanjutnya Anda bisa kunjungi Website di https://bloominghealthcare.id kami atau hubungi kami via whatsapp