Diare merupakan salah satu masalah pencernaan yang cukup umum terjadi pada banyak orang. Meskipun bisa dialami siapa saja, diare seringkali dianggap sebagai gangguan yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, meskipun seringkali dianggap sepele, diare dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bila terjadi dalam waktu lama atau jika penyebabnya cukup serius.
Penting untuk mengetahui ciri-ciri diare dengan baik agar bisa segera mengambil langkah yang tepat dalam penanganannya. Dengan memahami gejala-gejala yang muncul, kita dapat membedakan apakah diare yang dialami tergolong ringan atau justru membutuhkan perhatian medis lebih lanjut.
Apa Itu Diare?
Diare adalah kondisi gangguan pencernaan yang ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dari biasanya, serta tinja yang lebih cair atau berair. Biasanya, seseorang dikatakan mengalami diare jika buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari dan tinja yang dikeluarkan memiliki konsistensi yang lebih encer atau bahkan berair. Pada kondisi ini, seseorang bisa buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari, dengan feses yang cenderung lebih cair dari biasanya.
Diare dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu akut dan kronis (persisten):
1. Diare Akut
Diare akut adalah jenis diare yang terjadi dalam waktu singkat. Ini adalah masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang. Biasanya, diare akut berlangsung antara satu hingga dua hari, namun dalam beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama dan sembuh dengan sendirinya.
2. Diare Kronis
Diare kronis berbeda dengan diare akut karena berlangsung lebih lama, yaitu lebih dari empat minggu. Gejalanya bisa terjadi terus-menerus atau datang dan pergi. Diare kronis sering kali menandakan adanya gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit pencernaan kronis atau kondisi medis lain yang memengaruhi saluran pencernaan.
Ciri-Ciri Utama Diare
1. Frekuensi Buang Air Besar yang Meningkat
Salah satu ciri paling jelas dari diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar. Jika biasanya seseorang buang air besar satu atau dua kali sehari, pada diare frekuensinya bisa lebih dari tiga kali dalam sehari. Ini terjadi karena tubuh berusaha untuk membuang zat-zat yang tidak dapat dicerna atau terkontaminasi bakteri atau virus.
2. Tinja Berair atau Cair
Tinja yang lebih cair atau berair adalah ciri khas dari diare. Normalnya, tinja berbentuk padat dan terbentuk dengan baik, namun pada diare, konsistensi tinja menjadi lebih cair dan berair. Hal ini terjadi karena proses pencernaan terganggu, menyebabkan penyerapan air dalam usus besar menjadi kurang efisien.
3. Kram Perut
Kram atau rasa sakit pada perut seringkali menyertai diare. Penderita diare mungkin merasa perutnya kembung atau ada rasa nyeri yang datang dan pergi, terutama sebelum atau sesudah buang air besar. Kram perut terjadi karena adanya kontraksi otot-otot di saluran pencernaan yang mencoba untuk mengeluarkan sisa makanan atau kotoran yang tidak tercerna dengan baik.
4. Mual dan Muntah
Gejala lain yang dapat menyertai diare adalah mual dan muntah. Meski ini tidak selalu terjadi pada setiap orang yang mengalami diare, namun beberapa orang mungkin merasakan mual, bahkan muntah, sebagai bagian dari gangguan pencernaan yang lebih luas. Mual dan muntah ini bisa menjadi tanda bahwa penyebab diare berhubungan dengan infeksi atau keracunan makanan.
5. Dehidrasi
Salah satu ciri diare yang harus diwaspadai adalah dehidrasi. Karena diare menyebabkan kehilangan cairan yang cukup banyak, penderita dapat mengalami gejala dehidrasi seperti mulut kering, kulit yang tampak kusam, kelelahan, dan pusing. Jika tidak segera diatasi, dehidrasi akibat diare bisa sangat berbahaya, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia.
6. Demam
Beberapa jenis diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri juga bisa disertai demam. Demam ini biasanya terjadi pada diare yang disebabkan oleh infeksi, baik itu infeksi virus seperti rotavirus atau infeksi bakteri seperti Salmonella. Demam yang muncul pada diare dapat menjadi tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi.
Penyebab Umum Diare
Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi virus atau bakteri, hingga pola makan yang tidak sehat. Berikut adalah beberapa penyebab umum diare:
- Infeksi Virus: Salah satu penyebab diare yang paling umum adalah infeksi virus. Virus seperti rotavirus atau norovirus dapat mengganggu saluran pencernaan dan menyebabkan diare berair. Infeksi ini sering terjadi pada anak-anak, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya.
- Infeksi Bakteri: Bakteri seperti Salmonella, E. coli, atau Campylobacter dapat menyebabkan diare akibat keracunan makanan atau konsumsi makanan yang terkontaminasi. Bakteri-bakteri ini biasanya ditemukan pada daging atau telur yang kurang matang.
- Keracunan Makanan: Makanan yang terkontaminasi oleh bakteri atau toksin dapat menyebabkan keracunan makanan yang berujung pada diare. Biasanya diare yang disebabkan oleh keracunan makanan disertai dengan muntah dan kram perut.
- Alergi Makanan: Beberapa orang mungkin mengalami diare setelah mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, seperti susu, kacang, atau gluten. Pada kasus ini, diare muncul dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi.
- Efek Samping Obat-obatan: Beberapa obat, terutama antibiotik, dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang menyebabkan diare. Obat-obatan ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan, yang menyebabkan diare.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Meskipun diare seringkali sembuh dengan sendirinya, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa diare yang dialami seseorang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Beberapa tanda tersebut meliputi:
- Diare berlangsung lebih dari 2 hari tanpa tanda perbaikan.
- Tinja mengandung darah atau nanah.
- Penderita merasa sangat lemah, pusing, atau pingsan.
- Tanda-tanda dehidrasi yang parah, seperti mulut kering, sedikit atau tidak ada buang air kecil, dan pusing.
- Demam tinggi (lebih dari 39°C) yang tidak turun setelah 2 hari.
Jika mengalami tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Cara Mengatasi Diare
Untuk mengatasi diare, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan di rumah:
- Pentingnya Cairan: Konsumsi cairan yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Air, oralit, atau kaldu bisa membantu menggantikan cairan yang hilang.
- Makanan Lembut: Makanan yang lembut dan mudah dicerna seperti pisang, nasi putih, roti panggang, dan kentang rebus bisa membantu meredakan gejala diare.
- Hindari Makanan yang Memperburuk: Hindari makanan pedas, berlemak, atau susu karena bisa memperburuk diare.
- Istirahat yang Cukup: Beristirahat sangat penting untuk membantu tubuh pulih dengan cepat.
Diare adalah gangguan pencernaan yang umum terjadi, dengan ciri-ciri utama berupa tinja cair dan peningkatan frekuensi buang air besar. Penyebab diare bisa bervariasi, mulai dari infeksi virus atau bakteri hingga keracunan makanan. Meskipun sebagian besar kasus diare bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya, penting untuk memperhatikan gejala yang lebih serius, terutama jika diare disertai dengan darah, demam tinggi, atau tanda-tanda dehidrasi yang parah. Jika gejala tidak membaik atau semakin buruk, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Menggali Manfaat Vitamin B Complex untuk Wanita
Sumber: Diare