Blooming Healthcare

Vaksin HPV Sebelum PAP SMEAR atau Sebaliknya?

Vaksin HPV Sebelum PAP SMEAR

Bagi yang sudah familiar dengan istilah HPV (Human Papilloma Virus) dan kanker serviks, mungkin sudah tidak asing lagi dengan pemeriksaan pap smear. Namun, sering kali bertanya-tanya, apakah ada pengaruhnya jika mendapatkan vaksin HPV sebelum melakukan pap smear? Apakah pap smear masih diperlukan jika sudah divaksin? Dan seberapa penting sebenarnya pap smear dalam konteks ini?

Apa Itu Kanker Serviks?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita ulas dulu beberapa istilah yang terkait dengan topik ini dan bagaimana kondisinya di Indonesia. Kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi HPV, adalah salah satu jenis kanker yang sering menyerang wanita. Kanker ini muncul akibat pertumbuhan sel-sel abnormal di leher rahim. Di seluruh dunia, kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling sering ditemukan pada wanita. Berdasarkan data tahun 2018 dari World Cancer Research Fund (WCRF), kanker serviks menempati urutan keempat sebagai kanker yang paling umum pada wanita, dengan 569.847 kasus baru tercatat di tahun yang sama—setara dengan 6,9% dari seluruh kanker pada wanita di dunia. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan memperkirakan ada sekitar 98.692 kasus kanker serviks pada tahun 2013. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya untuk mengetahui cara mendeteksi dan mencegah kanker serviks.

Namun, perlu diketahui bahwa virus HPV, yang memiliki hingga 150 jenis, tidak hanya menyerang sistem reproduksi wanita. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit di area mulut dan saluran napas, serta dapat menyebabkan kanker pada area genital seperti penis dan anus pada pria. Ini menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita sama-sama berisiko dan penting untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit ini. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80% orang akan terinfeksi virus HPV sepanjang hidup mereka, yang berarti risiko terjangkit virus ini sangat tinggi.

Pemeriksaan Pap Smear

Untuk mendeteksi tanda-tanda kanker serviks, seseorang perlu menjalani pemeriksaan pap smear. Pemeriksaan ini, yang juga dilakukan pada pria untuk mendeteksi kanker anal, melibatkan pengambilan sampel jaringan dari leher rahim (atau anus pada pria) dengan menggunakan spatula atau alat lainnya. Jaringan ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan apakah ada perubahan abnormal yang bisa menunjukkan kanker. Menurut American Cancer Society, pap smear disarankan dilakukan setiap tiga tahun sekali untuk wanita usia 21 tahun ke atas, dan setiap lima tahun sekali setelah usia 30 tahun, terutama jika disertai dengan tes titer HPV.

Vaksin HPV

Meskipun pap smear penting untuk deteksi dini, vaksinasi HPV juga memainkan peran krusial dalam pencegahan kanker serviks. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin HPV diberikan mulai usia 10-13 tahun, dengan dosis kedua dan ketiga diberikan dalam jarak 6-12 bulan setelah dosis pertama. Jika Anda belum mendapatkan vaksin HPV, Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyarankan untuk menerima tiga dosis vaksin HPV pada usia aktif seksual (19-55 tahun) dengan jarak minimal satu bulan antara dosis. Efektivitas vaksin HPV dalam mencegah kanker serviks sangat tinggi, dengan beberapa studi menunjukkan bahwa vaksin ini dapat mencegah lesi kanker dengan efektivitas 100%.

Sekarang, mari kita kembali ke pertanyaan awal. Apakah pap smear masih diperlukan jika sudah mendapatkan vaksin HPV? Meskipun vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah kanker serviks, pap smear tetap penting. Vaksin HPV tidak melindungi dari semua jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks; hanya 70-90% dari jenis virus tersebut yang dapat diatasi oleh vaksin.

Menariknya, beberapa studi menunjukkan bahwa mungkin di masa depan kita tidak perlu lagi melakukan pap smear rutin jika sudah mendapatkan vaksin HPV, cukup dengan dua atau tiga kali pemeriksaan sepanjang hidup. Penelitian dari dr. Landry dan tim di Queen Mary University, London, menunjukkan bahwa efektivitas tinggi vaksin HPV bisa mengurangi kebutuhan pap smear berulang. Meskipun dua kali pap smear bisa cukup untuk memastikan leher rahim bebas dari kanker, pemeriksaan lebih lanjut mungkin tidak memberikan tambahan manfaat signifikan bagi individu yang sudah divaksin. Sebaliknya, bagi yang belum mendapatkan vaksin, screening rutin tetap sangat penting. Penelitian menunjukkan bahwa setidaknya tujuh kali pap smear selama hidup diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah kanker serviks secara efektif.

Jika Anda belum melakukan pap smear dan sudah aktif secara seksual, CDC merekomendasikan untuk melakukan pap smear terlebih dahulu, terutama untuk wanita berusia lebih dari 30 tahun. Meskipun pap smear tidak menimbulkan efek samping, untuk mereka yang berusia di bawah 30 tahun dan belum aktif secara seksual, vaksin HPV dapat diberikan tanpa harus melakukan pap smear terlebih dahulu.

Di Indonesia, pap smear kini tersedia di berbagai layanan kesehatan dan terbuka untuk umum. Jangan lewatkan kesempatan untuk melindungi diri dengan vaksinasi dan menjalani pemeriksaan rutin. Ini adalah langkah penting untuk memastikan kesehatan kita dan mencegah kanker serviks. Bagi yang sudah cukup familiar dengan istilah HPV (Human Papilloma Virus) dan kanker serviks, mungkin sudah tahu tentang pemeriksaan pap smear. Namun, kadang masih bingung, apakah vaksin HPV yang terima berpengaruh terhadap kebutuhan pap smear? Apakah masih perlu menjalani pap smear setelah vaksinasi? Dan seberapa pentingkah pap smear jika sudah divaksin?

Mari kita mulai dengan mengulas beberapa hal penting. Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia, dan penyebab utamanya adalah infeksi HPV. Di Indonesia, kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemukan pada wanita, dengan angka kasus yang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui cara pencegahan dan deteksi dini kanker ini.

Virus HPV memiliki banyak jenis, dan tidak hanya menyebabkan kanker serviks pada wanita, tetapi juga dapat menimbulkan kanker pada area genital pria serta mulut dan saluran napas pada kedua jenis kelamin. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan dari HPV penting bagi semua orang, baik pria maupun wanita. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80% orang akan terinfeksi HPV sepanjang hidup mereka, sehingga vaksinasi merupakan langkah pencegahan yang sangat diperlukan.

Ketika datang ke deteksi dini, pap smear adalah metode yang sudah terbukti efektif dalam mendeteksi kanker serviks sejak dini. Namun, vaksin HPV juga memainkan peran penting dalam pencegahan. Vaksin ini sangat efektif, dengan penelitian menunjukkan tingkat efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kanker serviks. Meskipun vaksin HPV dapat melindungi kita dari sebagian besar jenis HPV penyebab kanker serviks, pap smear tetap penting karena vaksin ini tidak melindungi dari semua jenis HPV.

Untuk menjalani pap smear meskipun sudah divaksin, terutama karena vaksin hanya melindungi kita dari sebagian besar jenis HPV. Pap smear tetap diperlukan untuk mendeteksi perubahan sel pada leher rahim yang bisa menjadi tanda awal kanker serviks. Meskipun ada kemungkinan bahwa di masa depan kita tidak perlu melakukan pap smear rutin jika sudah divaksin, saat ini pap smear masih merupakan langkah penting dalam deteksi dini kanker serviks.

Jadi, meskipun vaksin HPV memberikan perlindungan yang signifikan, pap smear tetap merupakan bagian penting dari upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Melengkapi vaksinasi dengan pap smear secara rutin adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan dan melindungi diri dari kanker serviks. Cari tahu lebih lanjut tentang (Vaksin Kanker Serviks (HPV): Fungsi dan Efek Samping)

Sumber: VAKSIN HPV SEBELUM PAP SMEAR ATAU SEBALIKNYA?

Untuk Informasi selanjutnya Anda bisa kunjungi Website di https://bloominghealthcare.id kami atau hubungi kami via whatsapp