Blooming Healthcare

Hipertensi: Gejala dan Penanganan untuk Hidup Sehat

Penanganan Hipertensi

Hipertensi, atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis kronis di mana tekanan darah terhadap dinding arteri meningkat secara konsisten. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit tidak menular di seluruh dunia.

Karena sering tidak menunjukkan gejala jelas, hipertensi disebut juga “silent killer” atau pembunuh diam-diam. Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi hingga terjadi komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu hipertensi, gejalanya, penyebabnya, dan cara mengelolanya dengan tepat.

Jenis Tekanan Darah

Apa Itu Hipertensi?

Secara sederhana, hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal dalam jangka waktu yang lama. Tekanan darah diukur dalam dua angka, yaitu:

  1. Tekanan sistolik – tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
  2. Tekanan diastolik – tekanan saat jantung beristirahat di antara dua detak.

Berdasarkan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI, seseorang dianggap menderita hipertensi jika tekanan darahnya:

  1. Sistolik ≥ 140 mmHg
  2. Diastolik ≥ 90 mmHg

Tekanan darah normal idealnya berada pada kisaran 120/80 mmHg. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan secara berkala karena hipertensi bisa muncul tanpa gejala.

Gejala Hipertensi

Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala apapun, terutama pada tahap awal. Namun, jika tekanan darah sangat tinggi atau telah berlangsung lama, bisa muncul gejala seperti:

  1. Sakit kepala, terutama di pagi hari
  2. Pusing atau rasa melayang
  3. Nyeri dada
  4. Jantung berdebar cepat
  5. Penglihatan kabur
  6. Mudah lelah dan sulit konsentrasi
  7. Mimisan (dalam kasus tertentu)
  8. Mual atau muntah

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut dan memiliki faktor risiko hipertensi, sebaiknya segera periksakan tekanan darah ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penyebab Hipertensi

Hipertensi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:

1. Hipertensi primer (esensial)

Jenis ini paling umum, dan penyebab pastinya tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor risiko yang berperan antara lain:

  1. Gaya hidup tidak sehat
  2. Konsumsi garam dan lemak berlebihan
  3. Obesitas atau kelebihan berat badan
  4. Kurang aktivitas fisik
  5. Stres berkepanjangan
  6. Faktor usia (umumnya > 40 tahun)
  7. Riwayat keluarga dengan hipertensi

2. Hipertensi sekunder

Jenis ini terjadi akibat kondisi medis tertentu, seperti:

  1. Penyakit ginjal kronis
  2. Gangguan hormonal seperti hipertiroidisme
  3. Tumor adrenal
  4. Efek samping obat-obatan (misalnya kontrasepsi oral, kortikosteroid)
  5. Kelainan pembuluh darah kongenital

Hipertensi sekunder biasanya lebih sulit ditangani karena membutuhkan pengobatan pada kondisi dasarnya.

Komplikasi Akibat Hipertensi

Jika tidak dikontrol, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

1. Penyakit jantung 

Seperti gagal jantung, serangan jantung, dan pembesaran jantung.

2. Stroke 

Akibat pecahnya pembuluh darah di otak atau sumbatan aliran darah.

3. Gagal ginjal 

Karena tekanan darah tinggi merusak nefron (unit penyaring) ginjal.

4. Kebutaan 

Akibat kerusakan pembuluh darah retina.

5. Aneurisma 

Pelebaran dinding pembuluh darah yang bisa pecah sewaktu-waktu.

Komplikasi ini dapat dicegah jika hipertensi dikenali dan ditangani sejak dini.

Diagnosis dan Pemeriksaan Hipertensi

Hipertensi didiagnosis melalui pemeriksaan tekanan darah secara rutin menggunakan alat tensimeter. Dokter biasanya melakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda sebelum memastikan diagnosis.

Jika terdiagnosis hipertensi, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui dampaknya terhadap organ tubuh, seperti:

  1. Tes darah (fungsi ginjal, kadar kolesterol, gula darah)
  2. Urinalisis
  3. Elektrokardiogram (EKG)
  4. Rontgen dada
  5. USG ginjal

Langkah ini penting untuk menentukan tingkat keparahan dan strategi pengobatan yang tepat.

Cara Menangani Hipertensi

Penanganan hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah ke angka normal dan mencegah komplikasi. Pendekatan pengobatan meliputi perubahan gaya hidup dan pemberian obat antihipertensi.

Perubahan Gaya Hidup

  1. Mengurangi konsumsi garam – maksimal 5 gram per hari (sekitar 1 sendok teh).
  2. Mengurangi lemak jenuh dan kolesterol – pilih makanan rendah lemak dan perbanyak sayur serta buah.
  3. Aktivitas fisik rutin – seperti jalan kaki, berenang, atau bersepeda selama 30 menit sehari.
  4. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol
  5. Mengelola stres dengan baik
  6. Menurunkan berat badan jika obesitas
  7. Tidur cukup dan teratur

Penggunaan Obat

Dokter akan meresepkan obat sesuai dengan kondisi pasien, misalnya:

  1. Diuretik (pengeluaran cairan dan garam)
  2. ACE inhibitor
  3. ARB (angiotensin receptor blockers)
  4. Beta blocker
  5. Calcium channel blocker

Penggunaan obat harus dilakukan sesuai anjuran dokter dan tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba.

Peran Home Care dalam Pengelolaan Hipertensi

Bagi pasien hipertensi lanjut usia atau dengan keterbatasan mobilitas, layanan home care bisa menjadi solusi efektif. Blooming Health Care menyediakan layanan pemantauan tekanan darah di rumah dengan fasilitas seperti:

  1. Kunjungan perawat atau dokter untuk pemeriksaan tekanan darah secara berkala
  2. Pemberian obat sesuai resep dan edukasi cara penggunaannya
  3. Monitoring tanda vital dan gejala penyerta seperti nyeri dada atau sesak napas
  4. Konseling gaya hidup sehat dan pengaturan diet rendah garam
  5. Infus cairan dan pemeriksaan laboratorium jika dibutuhkan
  6. Pendampingan rutin bagi pasien dengan hipertensi kronis dan komplikasi

Dengan layanan home care, pasien dapat menjalani pengobatan dengan lebih nyaman dan terpantau tanpa harus bolak-balik ke rumah sakit.

Pencegahan Hipertensi Sejak Dini

Hipertensi bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan aktif. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak muda:

  1. Rutin mengukur tekanan darah minimal setiap 6 bulan
  2. Mengurangi konsumsi makanan olahan tinggi garam dan MSG
  3. Menjaga berat badan ideal
  4. Rutin berolahraga dan aktif bergerak
  5. Menghindari stres dan cukup tidur
  6. Membatasi konsumsi alkohol dan tidak merokok
  7. Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian utuh

Perawatan Penyakit Hipertensi 

Semakin awal Anda memulai gaya hidup sehat, semakin kecil risiko terkena hipertensi dan komplikasinya di masa depan. Hipertensi adalah kondisi serius yang bisa menyerang siapa saja, bahkan tanpa gejala. Namun, dengan pengenalan dini, pengelolaan yang tepat, dan gaya hidup sehat, hipertensi bisa dikendalikan dan dicegah komplikasinya.

Jangan menunggu hingga muncul gejala berat seperti stroke atau serangan jantung. Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, terutama jika Anda memiliki faktor risiko. Jika Anda atau keluarga membutuhkan bantuan pemantauan tekanan darah secara rutin di rumah, Blooming Health Care siap membantu dengan layanan home care profesional dan terpercaya. Kontrol tekanan darah, jaga pola hidup sehat, dan nikmati hidup dengan kualitas yang lebih baik.

Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan layanan lengkap dari Blooming Health Care. Kami menyediakan jasa vaksinasi, infus vitamin, dan perawatan homecare profesional langsung ke rumah—aman, nyaman, dan ditangani tenaga medis berpengalaman. Tanpa antre, tanpa repot, cukup hubungi kami dan tim kami akan datang ke lokasi Anda. 

Blooming Health Care, solusi sehat dan praktis di era modern. Hubungi WA kami 0813 9077 7205 untuk konsultasi lebih lanjut.

Baca Juga: Nutrisi untuk Anak: Fondasi Tumbuh Kembang yang Optimal